Bikin kelepon yuk! 

Mumpung lagi punya ubi ungu cakep banget. Dan piaraan kelapa muda parut di friser 😎




Kelepon Ubi Ungu


Bahannya:

150 gr tepung ketan putih

200 gr ubi ungu kukus, haluskan

½ sdt garam halus

150-175 ml air (sampai adonan bisa dipulung)

Air untuk merebus

1 lbr daun pandan


Bahan isi:

75 gr gula merah serut


Bahan taburan:

½ btr kelapa, parut

¼ sdt garam halus

1 lbr daun pandan

➡️ campur rata dan kukus 15 mnt


Cara membuatnya:

- Campur ubi ungu, tepung ketan, dan garam, aduk rata. Tambahkan air, sedikit demi sedikit, sambil diuleni, sampai adonan asal bisa dipulung. Jangan terlalu lembek ya, nanti bleberan. 

- Ambil sedikit adonan, bentuk bulatan, isi dg gula merah. Lakukan sampai semua adonan habis. 

- Rebus air dan daun pandan. Setelah mendidih, kecilkan api, masukkan bulatan adonan, lalu rebus hingga adonan mengapung tanda sudah matang. Angkat, lalu gulingkan ke kelapa parut yg sudah dikukus. 

- Sajikan. 


Selamat rikuuukk πŸ‰

Apa kabar pandemi? Semoga setelah 2 tahun ini grafiknya makin menurun ya Bun.. 

Hampir 1.5 taun ini kita benar² harus bisa menahan diri untuk ngga berkumpul dengan teman² se-genk, ngga piknik ke tempat umum, ngga nongkrong di kafe, dan segala macam kegiatan yg melibatkan orang banyak. Semua dilakukan secara online. Bahkan ngopi bareng pun sembari Zoom meeting. Bener kan?


Maak, kangen ngabotram maakk.. 


Pengen gak? Pengen gak? 


Buat yang mager males keluar rumah, banyak banget layanan pesan antar yang memungkinkan semua orang bisa mengakses makanan kesukaan, bahkan kuliner baru yang unik, tanpa harus keluar rumah. Aku salah satunya 😁Berhubung beberapa pekan terakhir ini PPKM sudah mulai longgar, kegiatan berkumpul sudah mulai bisa dilakukan meski terbatas. Beberapa restoran sudah mulai menerima pelanggan dine-in. Kesempatan jajan dong kita!


Meski jajan makanan dari luar, tetep harus diperhatikan kebersihannya ya Bun.. 


Urusan jajan ini menurut aku sedep² gimanaa gitu . Karena kita kan ngga bisa ngontrol bagaimana standar higienitas mereka, bagaimana cara pengolahan bahan mentahnya, cara memasaknya, endebra, endebre. Semua itu di luar kuasa kita, Bun. Meski kita perempuan adalah ratu rumah tangga penguasa dapur dan segala isinya, tapi itu kan kuasa di rumah sendiri 🀭


Masakan dari dapur sendiri in syaa Allaah lebih terjamin karena kita sendiri yg awasi prosesnya mulai dr pemilihan bahan. 


Kalau di dapur sendiri, kitalah penanggung jawab utama untuk kebersihan dan higienitas makanan yg kita masak dan hidangkan untuk keluarga tersayang. Ngga mungkin lah kita sembarangan kan? Kalau kita sembrono, efek sampingnya itu lho, mana tahan Bun. Salah makan bisa berabe, kita yang susah.. Eh, malah curhat gimana.. 

 


Beberapa tips sanitasi yg bisa kita terapkan di rumah sebagai antisipasi penyakit food borne disease. 


Yang bisa kita lakukan adalah membentengi diri dan keluarga kita sendiri. Mulai dari hal² sederhana seperti cuci tangan dengan sabun sebelum makan, pakai peralatan makan milik sendiri, sterilisasi kemasan makanan sebelum dibuka, reheating makanan kalau perlu, dan lain sebagainya. Semua upaya ini dilakukan supaya diri kita (dan keluarga) terhindar dari penyakit yang berasal dari makanan, terutama yg berasal dari luar rumah.



Nah, pada tanggal 11 November 2021 kemarin, berkenaan dengan Hari Kesehatan Nasional, tim CSR Sanofi Pasteur Indonesia mengadakan peluncuran kampanye #SantapAman yg bertujuan mengedukasi masyarakat untuk aware terhadap penyakit tifoid ini. Pada acara yg berlangsung serentak di tiga platform sosial media online (Zoom, Instagram, dan YouTube) dihadirkan 3 nara sumber yg kompeten di bidangnya;

- dr. Dhani Arifandi T. (Head of Medical Sanofi Pasteur Indonesia) 

- dr. Suzy MariaMaria,  Sp. PD, K-AI (Dokter Spesialis Penyakit Dalam) 

- William Gozali a.k.a Chef Willgoz




Kenapa kampanye #SantapAman? 


Jadi gini, di Indonesia ini masih ada endemi penyakit demam tifoid yang disebabkan oleh makanan yg terkontaminasi bakteri Salmonella Typhi. Kampanye ini bertujuan memberikan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia mengenai pentingnya kebersihan makanan atau minuman serta melakukan vaksinasi tifoid untuk mencegah demam tifoid.

Vaksinasi tifoid ini adalah upaya pamungkas kita untuk mencegah penyakit demam tifoid dari dalam, selain upaya yg kita lakukan dari diri sendiri.

Selain itu, tujuan kampanye #SantapAman ini adalah untuk mensosialisasikan pentingnya mendapatkan vaksinasi untuk mencegah penyakit menular melalui makanan atau food borne disease terutama penyakit tifoid. Melalui vaksinasi, tubuh mendapatkan perlindungan ekstra dan kita bisa menyantap berbagai makanan dan minuman tanpa rasa khawatir.

 


Sebentar, bagaimana bakteri ini bisa mencemari makanan sih?

Hmm, ternyata salah satu penyebabnya adalah penanganan dan pengolahan bahan makanan yang kurang tepat. Menurut Chef Willgoz, seorang chef harus paham betul bagaimana cara perlakuan terhadap bahan makanan sampai cara memasaknya. Contoh gampangnya, penggunaan talenan. Ini harus dibedakan antara talenan untuk daging merah, daging putih, ikan, dan sayur/buah. Jangan sampai bakteri yang ada di dalam daging mentah, misalnya, mencemari sayuran yang akan kita olah. Maka itu, di pasaran dijual satu set talenan yang beraneka warna sesuai peruntukannya.

Ribet? Iya sih.. Tapi ini kan untuk kesehatan pencernaan kita juga. Untuk menghindari penyakit yang berasal dari makanan itu tadi.

 

Lha kalau kita jajan makanan dari luar, gimana?

Ya seperti yang tadi aku tuliskan di awal, karena ngga bisa kontrol mereka, jadi kitalah yang harus berupaya membentengi diri sendiri.


Seperti yang disampaikan oleh dr. Dhani Arifandi T., “Di kampanye #SantapAman, kami mengajak semua pihak agar senantiasa menjaga higienitas saat menyiapkan makanan, rutin mencuci tangan, dan selangkah lebih maju dengan memberikan perlindungan untuk diri serta keluarga dari risiko penularan penyakit melalui makanan dengan melakukan vaksinasi tifoid agar kita lebih tenang saat menyantap makanan favorit.”

 



Selanjutnya ditambahkan oleh dr. Suzy Maria, Sp.PD, K-AI., Food borne disease seperti demam tifoid dapat dicegah dengan cara menjaga sanitasi dan higienitas pribadi dan menghindari kontak dengan penderita. Mengingat Indonesia masih merupkan negara endemik tifoid, maka vaksinasi merupakan langkah optimal serta efektif untuk mencegah demam tifoid. Cara kerja vaksinasi untuk penyakit tifoid yaitu meningkatkan sistem imun tubuh untuk melawan infeksi bakteri Salmonella Typhi. Vaksinasi dapat dilakukan mulai usia dua tahun ke atas dan untuk mendapatkan perlindungan maksimal, seseorang direkomendasikan mendapat vaksinasi tifoid setiap tiga tahun sekali.”

 


Fyi, di Indonesia, demam tifoid termasuk penyakit endemik, sebab prevalensi demam tifoid yang cukup tinggi yaitu mencapai 500 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Berdasarkan studi yang dilakukan di daerah kumuh di Jakarta, diperkirakan insidensi demam tifoid adalah 148.7 per 100.000 penduduk per tahun pada rentang usia 2 – 4 tahun, 180.3 pada rentang usia 5–15 tahun dan 51.2 pada usia diatas 16 tahun.

 

Kenali gejalanya.


Salah satu jenis vaksin tifoid yang umum digunakan adalah vaksin tifoid injeksi Polisakarida Vi. Data setelah pemantauan selama 20 bulan menunjukkan vaksin tifoid jenis ini memberikan perlindungan terhadap penyakit tifoid sebesar 74%. Vaksin ini bisa diperoleh di Rumah Sakit atau Klinik Vaksin terdekat. Tetapi pastikan terlebih dahulu ketersediannya. Ngga repot kok, hanya satu dosis per tiga tahun, dan bisa diberikan  juga untuk balita di atas usia 2 tahun.


 

Lebih jauh menurut dr. Dhani Arifandi T., "Di Sanofi Pasteur, kami berkomitmen menjadi mitra kesehatan terpercaya yang menyediakan perlindungan kesehatan berkualitas melalui vaksin dan mengedukasi berbagai pihak mengenai pentingnya vaksinasi."


Jadi, tunggu apa lagi? Segera lakukan vaksin tifoid sebagai upaya perlindungan maksimal agar terhindar dari penyakit demam tifoid ini. Kalau mau tau lebih detil lagi, bisa follow akun @kenapaharusvaksin di Instagram. Lengkap! 





Oya, satu lagi tips jajan yang in syaa Allaah lebih aman: beli ke teman sendiri yang memang punya usaha kuliner! 

Selain kita bisa membantu memutar roda perekonomian kalangan terdekat, kalau teman sendiri ngga mungkin macem² deh.. Mereka pasti akan menjaga nama baik dan kepercayaan dengan teman sendiri kan? 


Jadi, tunggu apa lagi? Segera vaksin dan ayo jajan! 

Akibat punya sisa shortening sisaan motret, kepikiran mau dibikin apaaa coba.
Lalu inget di milis NCC jadul, om Budiman Halim pernah share resep pie apel yg crust nya pake shortening. Aku lupa full atau mix dg butter, tapi seingetku mix. 

Karena pengen segera ngabisin piaraan, guglinglah resep yg full pake shortening, dan ketemu yg gampang pol banget punya allrecipes dot com. Deskripsinya "simple recipe and very tasty, it will be very flaky". Cus lanjut! 



Best Ever Pie Crust
(pas utk 1 loyang pie 18 cm) 

Bahannya:
2 cups tepung terigu
205 gr shortening
1sdt garam
100-120 ml air

Caranya:
- Campur tepung, garam, dan shortening dalam mangkuk besar, aduk rata hingga bergerindil. 
- Tambahkan air, uleni hingga bisa dipulung.
- Bungkus adonan dalam plastik wrap, simpan di dalam kulkas selama 4 jam (minimal) sebelum digunakan. 

Btw, beneran enak renyah ini kulit pie nya loh. Padahal aku ngulenin ngga pake pastry blender karena ngga punya 😬 Dan karena mau langsung pake, jadi aku simpan di friser kurleb sejam-an gitu. 

Isian pie nya bebas ya bun. Ini tadi aku jadiin Quiche Lorraine, karena kemarin habis belanja bayam horenso di pasar Oro² Dowo. Nanti kapan² aku share resepnya. Dicicil lah, biar ada modal ngisi feed πŸ˜†

Selamat rikuk πŸ‰
Halo pemirsah!
Jadi siapa yang di sini punya piaraan putih telur di friser dan bingung ngga tau mau diapain? *peluk*

Yuk bikin kue aja yuk. Enak kok, ngga nyeretin tenggorokan meski cuma pakai putel.


Marmer Cake Putih Telur
-adaptasi resep dari Natural Cooking Club- 

Bahannya:
350 gr putih telur 
180 gr gula pasir (next bisa dikurangin ini, kemanisan di lidahku) 
 1 sdt cake emulsifier 
1 sdt air perasan jeruk lemon (bisa diganti dg cuka masak) 
175 gr terigu segitiga 
2 sdm susu bubuk fullcream 
200 gr margarine lelehkan 
1 sdt vanila 
1 sdm coklat bubuk 
1 sdt coklat pasta (aku skip)

Caranya: 
- Siapkan loyang tulban 24 cm, olesi dg margarin dan taburi tepung terigu. 
 - Panaskan oven 180°C. 
- Mixer putih telur, emulsifier, dan air perasan jeruk lemon. Tambahkan gula sedikit demi sedikit. Mixer sampe soft peak. 
- Tambahkan terigu dan susu yg sudah diayak ke adonan putih telur. Aduk rata 
- Masukan mentega cair secara bertahap, aduk rata dg menggunakan spatula. Jangan sampai mentega mengendap di bawah 
- Ambil 6 sendok adonan, taruh di mangkuk, tambahkan cokelat bubuk, aduk rata. Adonan sisanya beri vanila, aduk rata. 
- Tuang adonan putih bergantian dg adonan cokelat ke dalam loyang. 
- Panggang selama 40 menit hingga matang. 
- Setelah matang, keluarkan dari oven, dan biarkan sebentar di suhu ruang sebelum cake dikeluarkan dari dalam loyang. 
- Siap disajikan. 

Selamat rikuuukk!