Maronggi

Lamaaa banget ngga makan yang namanya sayur daun kelor. Waktu masih gadis sering banget sih. Bisa dibilang ini sayur yang available at anytime. Bukannya apa-apa, tinggal petik di samping rumah  😁

Nah, pas lagi ngobrol di WhatsApp, entah gimana kok tau-tau membahas daun kelor ini. Mbak Novita, salah satu teman di group NCC Cibubur, bilang kalau punya pohonnya. Waw. Langsung rikuwes lah aku dong! Alhamdulillaah pas latbar hari Sabtu lalu dibawain. Makasiiihh kakaaaakk.. 


Dimasak apa nih? Sayur bening it's too mainstream. Dibikin Maronggi aja deh. Ala Sumenep, sekalian melepas kangen masakan rumah. Biasanya sayur Maronggi ini disajikan dengan olahan ikan laut. Dan sambal petis Madura. Makannya pakai nasi jagung. Alamak! Lupa deh udah nambah berapa kali. Ehehehe.

Bahannya:
Seikat daun kelor, ambil daunnya saja
2 butir bawang merah
2 butir bawang putih
1/2 sdt terasi
1 ruas jari temu kunci, memarkan
3 sdm tepung beras (atau bisa dengan beras putih yang  direndam lalu haluskan)
Garam
1 liter air
Bawang goreng untuk taburan

Cara memasak:
Panaskan air di dalam panci kecil.
Haluskan bawang merah, bawang putih, dan terasi. Kemudian masukkan temu kunci dan bumbu halus ini ke dalam rebusan air. Masak hingga mendidih.
Masukkan daun kelor, masak hingga mendidih.
Haluskan beras di ulekan bekas bumbu tadi, beri dengan sedikit air untuk melarutkan, kemudian masukkan ke dalam panci tersebut. Jika menggunakan tepung betas, cukup dicairkan saja dengan air sedikit.
Aduk rata. Masak hingga mendidih dan kuah mengental.
Angkat, tuang ke mangkuk saji, taburi dengan bawang goreng, lalu sajikan.



Enak enak enaakkk..!
Happy cooking!

0 komentar:

Posting Komentar