Tampilkan postingan dengan label IDFB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IDFB. Tampilkan semua postingan

Kalau kita bicara tentang budaya Indonesia itu sungguh ngga akan ada habisnya. Bagaimana tidak, lebih dari 360 suku yang ada di Indonesia semuanya memiliki ciri khasnya sendiri. Adat kebiasaan, pakaian daerah, bahasa, dialek. Begitu juga dengan kuliner khasnya, kita geser pindah wilayah sedikit saja sudah ikut berubah cita rasanya.


Aneka hidangan Nusantara yang menyelerakan! 

Kita ambil contoh misalnya, antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sama-sama di Jawa, tetapi beda propinsi. Kulturnya sudah berbeda, bahasanya, dialeknya, kulinernya. Yang di tengah terkenal dengan bahasanya dan dialeknya yang halus, yang di timur dikenal gahar tanpa basa basi. Cita rasa masakan tradisionalnya juga berbeda; masakan Jawa Tengah cenderung manis sedangkan masakan Jawa Timur cenderung asin dan pedas. 


Atau sama-sama di Jawa Timur, nih. Surabaya dan Madura yang hanya terpisah selat sepanjang 5,4 kilometer saja sudah beda banget kulturnya. Yang paling mudah, tentu saja bahasanya sudah jelas berbeda. Kulinernya juga, meski sama-sama banyak masakan yang menggunakan petis, tetapi berbeda jenisnya. Kuliner Surabaya lebih banyak menggunakan petis udang sebagai tambahan cita rasanya, sedangkan kuliner di Madura menggunakan petis Madura yang terbuat dari saripati ikan laut. 


Itu baru 2 kejadian yang dijadikan contoh. Bisa dibayangkan betapa meriahnya kalau 360++ suku disatukan. Indonesia kaya raya, bung! 

Yang pasti, karena kekayaan yang ada di Indonesia inilah yang membuat VOC tergila-gila ingin menguasai tanah air kita selamanya. Saking lamanya tanah air kita dikuasai Belanda, ngga heran kalau kuliner Indonesia pun ikut terpengaruh budaya mereka. Klappertaart, Roti Gambang, Selat Solo, adalah salah tiga yang paling terkenal diantara sekian macam jenis hidangan Nusantara terakulturasi kuliner Belanda. 


Roti Gambangnya, bu, pak, silakan.

Ngga hanya akulturasi dengan Belanda. Pengaruh China dan Arab juga ikut meramaikan kekayaan kuliner tanah air kita. Contoh paling mudah adalah mie. Semua suka kan? Iya, sama, aku juga 😆

Mie ini asalnya dari China, mereka pertama kali membuatnya sekitar abad ke-6 dengan cara sederhana, yang sampai sekarang masih ada yang menggunakannya, yaitu dengan cara menarik-narik adonan tepung hingga berbentuk semacam tali panjang yang lentur.


Atau mau mie goreng?

Contoh lain, ada Nasi Kebuli yang merupakan versi Indonesia dari Plov atau Pilav, hidangan nasi khas Timur Tengah yang berbumbu rempah bercampur daging dan disajikan dalam satu wadah piring besar untuk disantap beramai-ramai. Lalu ada lagi, Martabak 😁 Nah, kalau yang ini sudah ngga perlu diragukan lagi lah ya.. 



Untuk memeriahkan bulan Agustus bulan Kemerdekaan, spesial aku mau ngulik salah satu kuliner khas Sumenep, Madura, yang sudah lama banget aku idam-idamkan, yaitu Campor. Namanya lucu ya 😁 Terakhir kali aku makan Campor ini rasanya sudah lebih dari satu dekade lalu, dan sudah lama juga jadi wishlist untuk di recook.


Sepiring Campor penawar rindu.


Kuliner tradisional Madura ini aslinya banyak banget yang belum terekspos selain Nasi Bhuk, Soto Daging, atau Sate Ayam ya eheheh.. Ngga banyak orang yang kenal masakan Maronggi, Soto Sabreng, Korkit, Nase Jhejhen, Kaldu Kokot, atau Campor, kalau bukan orang yang minimal pernah tinggal di sana atau keturunan "taretan dibik" 😁


Nah, sejatinya Campor ini adalah soto daging kuah santan, yang disajikan dengan lontong, soun, bumbu kacang dan petis Madura, tambahan kecap manis, plus taburan daun bawang dan toge pendek yang digoreng. Oh, perasan air jeruk nipis juga ditambahkan untuk memperkaya rasanya.


Sudah kebayang? 


Yang bikin rasanya khas ini tentu saja petis Madura, sang primadona. Cita rasa petis ini berbeda dengan rasa petis udang, dia lebih tajam rasa ikannya dan teksturnya lebih liat seperti gulali. Biasanya kalau lagi males bikin sambel, pakai petis ini aja sama rawit, lalu diulek, sudah beres. Dimakan sama nasi hangat, ikan goreng, sayur Maronggi, aduuhh nikmat luar biasa!


Petis Madura, harta karunku.

Sayur Maronggi itu apa?

Sayur daun kelor khas Madura, cara masaknya pernah aku unggah di sini. Mirip seperti Bubur Manado, tapi dalam versi yang lebih light. 


Sudah cukup iming-imingnya 😁 Kita masak Campor yuk.. Kalau di Sumenep sih, masakan ini disajikan sebagai menu sarapan. Biasa ditambahkan Korkit atau kroket singkong, sebagai side dish yang membuat cita rasanya makin comfy. 


Zoom in biar makin ngiler 😁

Resepnya aku dapat dari Yunda, adik Abiku yang masih tinggal di Sumenep. Sebagai anak keturunan Madura, dari kecil aku sudah familiar banget dengan kuliner khas sana. Yang aku ingat setiap pulang ke Sumenep, kami semua selalu makan bersama sambil duduk melingkar di atas bale bambu yang besar banget di ruang makan. Sambil tercium aroma sangit asap kayu bakar dari dapur Mbah Ibuk Rahimahullah. Lalu minumnya air putih yang warnanya merah karena selalu ditambahkan secang setiap kali memasak air untuk minum. Ya Allaah, makin rinduuu.. 

Lah, jadi nostalgia. Yuk, masak sekarang. 


Campor Songenep


Bahan soto daging:

500 gr daging sapi tetelan

6 butir bawang merah

4 siung bawang putih

Pala

Merica

Gula

Garam

Daun bawang

65 ml santan instan kemasan

1½ - 2 liter air

Minyak goreng


Bahan bumbu kacang:

100 gr kacang tanah, goreng

1 sdm petis Madura

Cabe rawit

Air panas secukupnya

Sedikit garam

--> ulek halus semuanya


Bahan pelengkap:

Lontong

Soun

Toge pendek, goreng

Rajangan daun bawang

Kecap manis

Jeruk nipis


Caranya:

- Potong dadu daging, lalu rebus hingga empuk. 

- Haluskan duo bawang, pala, dan merica. Potong- potong daun bawang agak panjang. Panaskan minyak goreng, lalu tumis hingga matang dan harum. 

- Masukkan bumbu tumis ke dalam rebusan daging, tambahkan santan, gula, garam, tes rasa, lalu masak hingga bumbu meresap dan daging matang sempurna. Siap disajikan. 

- Cara penyajiannya: atur lontong di piring, lalu beri soun di atasnya, tambahkan bumbu kacang, lalu siram dengan soto daging, tambahkan kecap, daun bawang, toge goreng, dan air perasan jeruk nipis. 

- Selamat menikmati!


Rindu terobati meski sayang kurang Korkitnya, mau bikin udah ngga keburu karena sudah terlalu rindu 🤭 Nanti deh lain waktu pengen bikin Campor versi yang lengkap. Yang ini juga hasil akhirnya masih dikoreksi Yunda, karena ngiris daun bawangnya terlalu besar, kurang halus. 


Soto daging kuah santan ini juga enak kalau tampil mandiri, alias dijadikan lauk untuk makan nasi. Terutama untuk anak-anak yang kadang masih menolak untuk makan jenis masakan yang kurang familiar di lidah mereka. Beberapa resep ada yang menambahkan cabe merah, kayu manis, dan cengkeh sebagai penambah cita rasanya. 


Tertarik mencoba? 

Jangan ragu, kak. Masak sendiri di rumah kalau perlu. Dengan begitu, kita bisa mengenalkan aneka hidangan Nusantara kepada anggota keluarga lainnya supaya menu di meja makan ngga monoton itu-itu saja. Selain memperkaya pengetahuan tentang aneka hidangan Nusantara, siapa tahu kita bisa menemukan hidangan favorit yang baru untuk keluarga, kan? 


Selamat bereksplorasi dengan kuliner Nusantara!


 

__

Tulisan ini aku buat spesial untuk meramaikan event IDFB dalam rangka perayaan hari Kemerdekaan RI ke 79. Semoga Indonesia makin baik, rakyat makin makmur, gemah ripah loh jinawi. 


Tahun 2023 terasa cepat sekali berlalu. Sedikit berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya, tahun 2023 ini Alhamdulillah banyak sekali hal yang patut disyukuri meski sebagian lain dijalani sambil hadeh-hadeh 😅 Ngga apa-apa, namanya juga hidup pasti akan ada ups and downs nya.

Omong-omong tentang pergantian tahun, dulu waktu masih kecil beberapa kali dibela-belain melek sampai lewat tengah malam. Selain karena besoknya libur tanggal merah, acara televisi juga bagus-bagus dan layak ditonton anak kecil. Jadi rasanya semangat banget tiap kali ganti tahun. Selain itu, jalanan juga ramai, kan? Banyak motor seliweran dan suara kembang api di kejauhan. Kalau beruntung, kita masih bisa melihat jejaknya dari kejauhan. Tapi seringnya ngga kelihatan karena jauh banget.

 

Cukup nostalgianya. Sekarang waktunya masuk dapur bikin sesuatu yang seru untuk dinikmati bersama keluarga. Pilihanku jatuh kepada hidangan istimewa; Ayam Kodok! Jangan khawatir, ngga ada hubungannya dengan kodok kok. Disebut demikian karena bentuknya yang gendut lebar lucu seperti kodok. Eh, kodok kan ngga ada lucu-lucunya ya..


Ayam Kodok dan kelengkapannya

Aku memilih hidangan ini karena bisa dinikmati oleh seluruh anggota keluarga. Terlebih akhir tahun kali ini di rumah lumayan penuh penduduknya, jadi aku rasa cocoklah untuk disajikan di meja makan biar terasa spesial. Terlebih ditunjang dengan plating Ayam Kodok yang disajikan dengan sayuran pelengkapnya yang berwarna-warni menggugah selera, makin istimewa sebagai vocal point di meja makan.


Proses pembuatan ayam kodok ini susah-susah gampang. Yang susah adalah  menguliti ayamnya. Mesti tahu triknya supaya kulit ayam bisa mudah terlepas. Dan ngga sobek! Ini penting supaya kita ngga banyak direpotkan dengan acara jahit-menjahit tambal sulam kulit ayam. Alhamdulillah dulu udah pernah belajar di Latbar NCC Cibubur, jadi sekarang tinggal menerapkan.

Selebihnya? Tinggal giling semua bahan di food processor, isikan ke dalam ayam, jahit, lalu panggang dalam oven. Sausnya juga gampang banget bikinnya.


Gimana, gimana?


Nah, menggoda kan setelah dipotong?

Buat hantaran juga ngga malu-maluin loh. Ini aku bikin sebagai hantaran Hari Raya untuk kolega Bapak di Banyuwangi.


Hampers Ayam Kodok, cakep kan?

Untuk hari istimewa seperti halnya acara keluarga akhir tahun, menurutku sajian Ayam Kodok ini sungguh cocok. Difoto cakep, dimakan enak. Ahahaha.. Iya dong, sebagai member IDFB itu jadi syarat wajibku dalam menilai makanan. Keduanya saling melengkapi. *apaan sih*


Jadi demikianlah.

Untuk tahun 2024 aku ngga ada resolusi apa-apa. Hanya berharap semoga diberi kesehatan, dimudahkan semua urusan, dan diberikan rizki yang barokah. Aamiin.

Sehat-sehat ya kalian semua 💓



Teringat harapan di akhir tahun 2011 supaya aku masih diberi kesempatan nyicip dan motret lebih banyak lagi kuliner Nusantara. Oh ya, Alhamdulilah tahun 2012 lalu terwujud. Pucuk dicinta, dapat kerjaan masak dan motret hampir 30 macam masakan Nusantara. Mulai Balado, Rendang, macam-macam Gulai, Soto Betawi, Pepes Ikan, Rawon, Soto Ayam, sampai Woku. Wuih senangnyaaa!
 
 
Indonesia kaya banget kulinernya ya..

Meski bumbunya udah berupa racikan halus dari sana, tetap aku harus tau bahan-bahan bumbunya apa saja dong.. Minimal jangan sampai keliru naruh properti cabe rawit di foto bahan bumbu gulai. Atau ketinggalan  daun kunyit untuk foto bahan bumbu rendang. Harga diri dipertaruhkan, ahahaha..
 

Kuliner Nusantara yang penuh rempah!

Sungguh itu adalah pengalaman kuliner yang paling berkesan buatku sepanjang 2012 lalu. Proyek yang panjang, dari target 2 bulan selesai, molor sampai 5 bulan karena aku kena batuk dan "dia" ini betah banget ngga mau pergi. Qaddarullah. Untung klien-ku baik hati, ngga terlalu narget juga yang penting dikerjain dan fotonya bagus. Dan kami sekeluarga bener-bener dimanjakan  oleh ragam kuliner Nusantara. Alhamdulillah.

Oke cukup cerita kerjaannya, sudah berlalu. Kata orang kita harus move on supaya ngga terjebak di masa lalu. Eh, apasih?

*nyruput kopi dulu*

Jadi, kalian masak apa akhir tahun kemarin? Indonesian Food Blogger lagi bikin IDFB Blog Challenge nih. Temanya seru, tentang Kuliner Nusantara untuk Hidangan Akhir Tahun. Asyik bangeeett!


Ini dia, Sambal Kecombrangku


Aku bikin Sambal Kecombrang ala Bali, atau kalau di sana namanya Sambal Bongkot. Bikinnya simple, tapi percayalah, rasanya enak banget! Sayang di Malang sini jarang ada yang jual Kecombrang. Akibatnya masakan dengan bahan Kecombrang jadi kurang familiar di sini. Padahal Kecombrang ini adalah bahan aromatik yang biasa dipakai sebagai "penyedap" masakan Nusantara.
 
Sebentaaar, Kecombrang ini apa sih?

Menurut Wikipedia, Kecombrang ini adalah jenis tanaman rempah dan ternyata ngga hanya bunganya, buah dan bijinya bisa dimanfaatkan sebagai bahan masakan. Sungguh aku belum pernah tau bentuk buah dan bijinya itu seperti apa, karena yang lazim dimasak adalah bagian bunga dan tunasnya.
 

Bunga Kecombrang, hasil belanja di pasar Oro-oro Dowo


Selain untuk sambal dan campuran tumis sayuran, Kecombrang dipakai untuk memasak Arsik Ikam ala Batak,  lalu dijadikan salah satu sayur dalam Pecel ala Bamyumas, lalu ada lagi masakan ikan kuah kuning Pallu Mara di Sulawesi Selatan sana, macam-macamlah kalian guling aja. Kebanyakan sih untuk campuran bumbu masakan ikan, ya, mungkin karena aromanya yang cukup kuat jadi  bisa meredam bau amis ikan.
 

Nah kalau ini udah aku tambahin dengan ayam suwir. Makin endeus..

 
Bentuk tanamannya mirip dengan tanaman Lengkuas. Sependek pengetahuanku bunganya ada yang berwarna merah dan ada yang berwarna merah muda. Aku belum tau bedanya apa, karena yang banyak dijual adalah yang merah muda.

Aslinya, untuk Sambal Kecombrang ala Bali ini yang dipakai bukan bagian bunga Kecombrangnya melainkan tunas batang yang baru tumbuh, nah ini yang namanya bongkot. Karena itulah di sana disebutnya Sambal Bongkot. Aroma dan rasa bunga Kecombrang dan bongkotnya sih sama aja, kan emang pohonnya sama.
 
Buat yang pengen tau, rasa dari Kecombrang ini sepintas mirip serai tapi lebih ada wanginya, dan ada rasa getir di lidah. Buat yang baru pertama mencoba, saranku gunakan dalam porsi lebih sedikit dari takaran resep aslinya. Kalau klik sama rasanya, lain waktu bikin lagi bisa sesuai takaran di resep atau mau dilebihin juga makin sedep!

Sambal Kecombrang
 
Bahannya:
3 batang bunga Kecombrang
6 buah bawang merah
Secukupnya cabai rawit
3 lembar daun jeruk (aku kelupaan, dasar amatir)
1 buah jeruk limau ukuran kecil
1 sdt terasi
Garam
Minyak kelapa
 
Caranya:
- Rajang halus kecombrang (tangkainya juga), lalu beri garam, bejek-bejek, diamkan.
- Bawang merah, cabai, dan daun jeruk (buang tulang daunnya dulu ya, supaya ngga pahit) semuanya dirajang halus. Masukkan ke dalam mangkuk, sisihkan.
- Bilas kecombrang di air mengalir, lalu tiriskan. Campurkan ke dalam rajangan bawang dan teman-temannya.
- Tambahkan terasi dan garam, aduk rata sambil dibejek-bejek supaya saripatinya keluar semua. Ini yang bikin sedap.
- Panaskan sedikit minyak, lalu masukkan bejekan sambal tadi, tumis sebentar sampai kecombrang layu.
- Setelah matang, tambahkan perasan jeruk limau, aduk rata. Siap disajikan.
 
Citarasa Sambal Kecombrang ini mirip dengan Sambal Matah sih. Hanya saja ada tambahan aroma dan rasa Kecombrang di sambalnya. Sambal ini cocok banget dengan ikan bakar, ayam bakar, bahkan singkong rebus atau singkong goreng pun enak banget pakai sambal kecombrang ini. Ideal banget kan untuk pelengkap acara "bakar-bakaran" di akhir tahun.
Kalau ngga ketiduran ahahaha..
 
Menutup akhir tahun 2022, memasuki awal tahun 2023, harapanku masih sama. Diberi kesehatan dan kesempatan lebih banyak lagi untuk menikmati kuliner Nusantara lainnya. Terutama kuliner dari Indonesia Timur yang cukup susah ditemui di Indonesia bagian Malang sini. Aamiin!

Kenapa juga judul tulisannya begini 😅 Ya karena menurut cerita sejarahnya memang begitu. Roti Gambang memang kuliner warisan Belanda yang asli dari Indonesia karena Belanda sana ngga ada roti ini. 


Roti Gambang


Sebetulnya aku sudah cukup lama mendengar nama makanan itu, kurang lebih sekitar tahun 2014 awal tinggal di Cibubur. Tapi seingetku, kali pertama makan adalah setelah tinggal di Malang awal 2021 gitu deh. Belinya pun impor dari Mbak Susi, sesama Tukang Jajan di salah satu komunitas baking yang aku ikuti. 

Ada alasan kenapa aku ngga pernah jajan roti itu; yang doyan panganan berbahan kayu manis cuma aku! Paksu ngga suka. Bimo, entahlah, dalam hal yang satu ini sepertinya dia nurun Bapaknya. Demikianlah, pada akhirnya aku amat sangat jarang pakai bahan kayu manis ini kecuali kalau ada pesanan khusus. Kadang juga kalau pas lagi bikin roti, aku sengaja sisihkan adonannya untuk dijadikan cinnamon roll atau babka.


Balik lagi ke cerita tentang si Roti Gambang, dari awal baca deskripsi tentang cita rasanya, aku udah mikir duh-kayaknya-ini-enak-banget. Gimana engga, ada rasa cokelat yg legit dipadu aroma rempah, sungguh menggiurkan buat penggemar makanan eksotis macam aku begini.

Dan ternyata bener. Rasanya manis legit, ditemenin kopi hitam, oh sungguh pasangan serasi. Meski menurut sejarahnya, Roti Gambang ini temannya adalah teh! 


Roti Gambang hasil jajan ke mbak Susi


Cerita sejarahnya Roti Gambang ini lahir di Indonesia, tepatnya di Batavia, dari warga Belanda yang tinggal di sana pada jaman awal masa penjajahan sekitar abad 18-19. Mereka sarapannya cake atau roti, bukan nasi, porang, singkong, atau bahan makanan pokok asli Indonesia lainnya. Dan favorit banget sama yang namanya rempah-rempah seperti adas, pala, kayumanis, kapulaga, cengkeh, dan semacamnya.


Oke, pernah dengar nama kue Ontbijtkoek?

Ini adalah sponge cake khas Belanda yang menurut om Wiki, Ontbijkoek ini artinya adalah kue sarapan pagi. Dibuat menggunakan tepung dari gandum hitam dan dibumbui bermacam rempah. Biasanya dimakan dengan olesan mentega di atasnya dan disajikan bersama teh untuk hidangan sarapan di sana.

 

Untuk mengakomodir kebiasaan mereka tersebut, maka dibikinlah Ontbijtkoek dengan kearifan lokal yang dinamakan Roti Gambang oleh sebuah bakery milik warga Belanda di Batavia. Penamaannya juga berdasar bentuk aslinya yang menyerupai alat musik tradisional Betawi, gambang kromong.

Bahan utamanya (yang di Indonesia ngga ada pada waktu itu) tentu saja diganti dengan bahan lokal, seperti tepung gandum hitam diganti dengan tepung singkong, pemanisnya pakai gula jawa/gula merah, rempahnya juga dipilih yang banyak terdapat di Indonesia. Karena itulah tekstur Roti Gambang ngga selembut Ontbijtkoek meski awal mula ide pembuatannya berasal dari sana.


Makin ke sini, model Roti Gambang pun makin bervariasi. Bukan hanya variasi bentuk, sekarang ada juga yg diberi macam-macam topping dan isian di dalamnya. Aku sih belum tertarik untuk coba icip yang dimodifikasi begitu, karena memang lebih milih yang original, meski kata teman-teman di IDFB yg pakai isian selai nanas itu enak.


Iyaa, obrolan tentang Roti Gambang di WhatsApp Group Indonesian Food Blogger kapan hari itu meriah banget! Dan lengkap termasuk lokasi jajan di mana dan resep juga ada. Kompor banget dah ah.. Maka itulah komunitas kesayangan ini bikin event IDFB Blog Challenge tentang Roti Gambang. Ikutan yuk!

 

Karena merasa terkompori obrolan di WAG waktu itu, akhirnya kan aku jadi ikutan bikin juga 😅 Not bad for the first timer, nanti kapan-kapan pengen coba bikin lagi.

Susah ngga sih bikin Roti Gambang?

Buat aku sih cukup mudah. Karena hanya tinggal aduk-aduk, bentuk, panggang, udah. Kuncinya adalah memakai gula aren organik yang manisnya pas. Karena kalau pakai yang biasa-biasa aja, rasa manis legitnya berasa kurang nendang. Dan warnanya juga kurang cantik. Selain gula arennya mesti yang cakep, bahan rempah lain juga usahakan pakai yang masih fresh supaya aroma rempahnya kuat memikat. Ngaduk adonannya juga jangan sampai overmix supaya teksturnya ngga keras.


Hasil pertama kali bikin Roti Gambang


Ohiya, ternyata pada World Bread Day tahun 2019 lalu, Roti Gambang ini masuk ke dalam daftar 50 roti terenak di dunia versi CNN lho! Roti Gambang disandingkan dalam “50 of The World's Best Breads" bersama  sejumlah roti dari negara lain seperti Baguette dari Prancis, Ciabatta dari Italia, atau Roti Canai dari Malaysia. Cakeppp.. 


Gimana, kamu berminat mencoba ngga? 

Hai haaii, selamat Hari Raya semuanya! 

Taqabbalallaahu minna wa minkum, semoga Allaah menerima amal ibadah kita selama Ramadan.

 

Selamat Hari Raya! 


Gimana puasa Ramadan-nya kemarin? Semoga lancar sebulan penuh ngga ada halangan ya.. Biasanya sih 2-3 hari pertama adalah masa penyesuaian terutama terhadap pola makan. Kalau umumnya kita makan berat 3 kali sehari, plus camilan tanpa jeda *nyengir*, selama bulan puasa lambung kita 'agak dipaksa' kosong dan berhenti bekerja selama lebih dari 10 jam sehari. Begitu juga dengan jam makan kita yang 'dibalik': dini hari saat sahur dan malam hari saat berbuka.


Menu ifthar yang menggiurkan, didominasi karbo dan lemak.


Sebenarnya ngga ada masalah, justru berpuasa membuat badan kita lebih sehat. Karena inilah masa di mana organ pencernaan kita beristirahat. Memanfaatkan lemak-lemak yg selama ini 'menganggur' menjadikannya energi untuk badan kita bergerak seharian. Kerasa kan, badan relatif lebih ringan setelah menjalani puasa selama beberapa hari? 


Setelah lambung kita terbiasa dengan kondisi beristirahat selama sebulan penuh, tiba-tiba 'dikagetin' lagi pada saat Hari Raya tiba. Setelah shalat Ied, lanjut makan-makan dong di rumah! Ketupat, opor ayam, rendang, telur petis, maasya Allaah nikmat semua. Hari Raya memang harinya kita umat muslim bersenang-senang, hari makan-makan, setelah sebulan penuh berpuasa menahan segala macam hawa nafsu termasuk nafsu makan berlebih.


Ketupat dan teman²nya yg selalu hadir di Hari Raya. 


Berhubung Hari Raya tahun ini sudah ngga ada pembatasan akibat pandemi selama 2 tahun kemarin, akibatnya acara makan-makan ini ngga hanya berhenti di rumah sendiri. Nyaris setiap kunjungan ke rumah para bude dan sepupu pasti juga makan lagi, ketupat plus opor ayam dan teman-temannya lagi. Ditambah aneka camilan khas Hari Raya seperti kue lepet, tape ketan, macam-macam kue kering, rujak, bakso, haduh full karbo dan berlemak semua ahahaha.. Lima rumah, bisa lima kali makan berat kalau gini ceritanya.


Sebagian Bani Muchsin yg berkumpul di Hari Raya tahun ini.


Belum lagi minuman manis yang free flow alias selalu tersedia di meja hidangan.  Dingin pula ahahah.. Siapa yang bisa menolak minuman dingin di siang hari yang bikin gerah?


Sebagian keuarga Hadipranoto di Hari Raya tahun ini.



Ngga kebayang gimana campur-aduknya semua makanan itu di dalam perut kita.
Kalau kita kalap menyantapnya, bisa-bisa kaget lagi ini lambung.


Kue kering khas Hari Raya yang selalu dinanti.

 

Untuk sebagian orang, iya, ngga ada masalah. Tapi sebagian lain belum tentu, ada aja masalah dengan lambung. Terasa nyeri pada ulu hati sewaktu perut kosong dan terasa begah pada saat terisi makanan. Nah, ini adalah yg dinamakan gejala dispepsia atau kondisi yang bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut bagian atas karena penyakit asam lambung dan biasa kita kenal dengan istilah 'sakit maag'. 

 

Selain rasa nyeri pada ulu hati dan begah, sering bersendawa, rasa cepat kenyang, mual, muntah, heat burn atau dada terasa panas, dan keluarnya cairan dari lambung (reguritasi) juga  merupakan gejala dispepsia yang sering dialami. 

Yang terakhir ini rasanya ngga enak banget. Aku beberapa kali pernah mengalami hal ini, terutama kalau terlalu banyak makan makanan yang berbahan dasar beras ketan. Padahal aku doyan banget sama kue lupis, lepet, ketan bubuk, dan makanan tradisional lain yang terbuat dari beras ketan, sering bikin lupa diri!

Ngeri² sedap menikmati asinan rambutan yg manis asem pedes.

Intoleransi pada jenis makanan tertentu ini belum tentu sama untuk semua orang. Ada yang ngga tahan makanan pedas, yang terlalu masam, laktosa, kacang-kacangan, macam-macam deh. Pokoknya kalau perut terasa ngga nyaman akibat jenis makanan tertentu, baiknya diingat-ingat pemicunya untuk dihindari di kemudian hari. 


Ketupat sayur yg bersantan dan pedas, siapa bisa menolak meski kadang perut berontak.


Tetapi ngga perlu khawatir, sekarang ada New Enzyplex yang bisa dikonsumsi untuk membantu proses pencernaan serta mengatasi rasa tidak nyaman pada lambung akibat gangguan proses pencernaan. Suplemen ini mengandung  amilase dan protease yang dapat mencegah dan mengatasi masalah pencernaan, terutama pada saat dibutuhkan banyak enzim pencernaan ketika makan terlalu banyak, ataupun intoleransi terhadap jenis makanan tertentu, salah cerna, dan gangguan fungsional pencernaan lainnya.

Amilase adalah enzim yang berfungsi mengubah karbohidrat menjadi gula sederhana supaya lebih mudah dicerna di dalam tubuh. Sedangkan protease adala enzim yang berfungsi dalam mengurai protein menjadi asam amino bentuk sederhana supaya lebih mudah diserap oleh tubuh.


New Enzyplex yg kini selau siap menemani.


Cara mengkonsumsi New Enzyplex ini adalah diminum 1-2 tablet pada saat makan atau satu jam setelah makan, supaya kandungan enzim yang terkandung didalamnya bisa segera bekerja mempercepat pemecahan molekul-molekul makanan menjadi komponen-komponen yang lebih mudah dicerna oleh sistem perncernaan kita. Aman kok kalau dikonsumsi setiap hari, asal ngga berlebihan dan sesuai dosis.

Untuk ibu yang sedang hamil dan menyusui juga boleh, dengan catatan konsultasi dulu dengan dokter ya.. Siapa tau ada kondisi yang ngga memperbolehkan kalian untuk mengkonsumsi suplemen ini.


Pokoknya, sekarang jadi andalan banget deh suplemen yang satu ini. New Enzyplex bikin perut nyaman saat bersantap aneka hidangan di Hari Raya dan dalam kondisi 'emergency' lainnya. Tetapi tentu saja, jangan kalap makan. Ingat umur yang tak lagi muda..


Selamat makaaan!


Selamat menikmati acara makan-makan di Hari Raya dengan nyaman bersama New Enzyplex!



Artikel ini diikutsertakan dalam New Enzyplex Writing Competition bersama Indonesian Food Blogger -

Apa kabar pandemi? Semoga setelah 2 tahun ini grafiknya makin menurun ya Bun.. 

Hampir 1.5 taun ini kita benar² harus bisa menahan diri untuk ngga berkumpul dengan teman² se-genk, ngga piknik ke tempat umum, ngga nongkrong di kafe, dan segala macam kegiatan yg melibatkan orang banyak. Semua dilakukan secara online. Bahkan ngopi bareng pun sembari Zoom meeting. Bener kan?


Maak, kangen ngabotram maakk.. 


Pengen gak? Pengen gak? 


Buat yang mager males keluar rumah, banyak banget layanan pesan antar yang memungkinkan semua orang bisa mengakses makanan kesukaan, bahkan kuliner baru yang unik, tanpa harus keluar rumah. Aku salah satunya 😁Berhubung beberapa pekan terakhir ini PPKM sudah mulai longgar, kegiatan berkumpul sudah mulai bisa dilakukan meski terbatas. Beberapa restoran sudah mulai menerima pelanggan dine-in. Kesempatan jajan dong kita!


Meski jajan makanan dari luar, tetep harus diperhatikan kebersihannya ya Bun.. 


Urusan jajan ini menurut aku sedep² gimanaa gitu . Karena kita kan ngga bisa ngontrol bagaimana standar higienitas mereka, bagaimana cara pengolahan bahan mentahnya, cara memasaknya, endebra, endebre. Semua itu di luar kuasa kita, Bun. Meski kita perempuan adalah ratu rumah tangga penguasa dapur dan segala isinya, tapi itu kan kuasa di rumah sendiri 🤭


Masakan dari dapur sendiri in syaa Allaah lebih terjamin karena kita sendiri yg awasi prosesnya mulai dr pemilihan bahan. 


Kalau di dapur sendiri, kitalah penanggung jawab utama untuk kebersihan dan higienitas makanan yg kita masak dan hidangkan untuk keluarga tersayang. Ngga mungkin lah kita sembarangan kan? Kalau kita sembrono, efek sampingnya itu lho, mana tahan Bun. Salah makan bisa berabe, kita yang susah.. Eh, malah curhat gimana.. 

 


Beberapa tips sanitasi yg bisa kita terapkan di rumah sebagai antisipasi penyakit food borne disease. 


Yang bisa kita lakukan adalah membentengi diri dan keluarga kita sendiri. Mulai dari hal² sederhana seperti cuci tangan dengan sabun sebelum makan, pakai peralatan makan milik sendiri, sterilisasi kemasan makanan sebelum dibuka, reheating makanan kalau perlu, dan lain sebagainya. Semua upaya ini dilakukan supaya diri kita (dan keluarga) terhindar dari penyakit yang berasal dari makanan, terutama yg berasal dari luar rumah.



Nah, pada tanggal 11 November 2021 kemarin, berkenaan dengan Hari Kesehatan Nasional, tim CSR Sanofi Pasteur Indonesia mengadakan peluncuran kampanye #SantapAman yg bertujuan mengedukasi masyarakat untuk aware terhadap penyakit tifoid ini. Pada acara yg berlangsung serentak di tiga platform sosial media online (Zoom, Instagram, dan YouTube) dihadirkan 3 nara sumber yg kompeten di bidangnya;

- dr. Dhani Arifandi T. (Head of Medical Sanofi Pasteur Indonesia) 

- dr. Suzy MariaMaria,  Sp. PD, K-AI (Dokter Spesialis Penyakit Dalam) 

- William Gozali a.k.a Chef Willgoz




Kenapa kampanye #SantapAman? 


Jadi gini, di Indonesia ini masih ada endemi penyakit demam tifoid yang disebabkan oleh makanan yg terkontaminasi bakteri Salmonella Typhi. Kampanye ini bertujuan memberikan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia mengenai pentingnya kebersihan makanan atau minuman serta melakukan vaksinasi tifoid untuk mencegah demam tifoid.

Vaksinasi tifoid ini adalah upaya pamungkas kita untuk mencegah penyakit demam tifoid dari dalam, selain upaya yg kita lakukan dari diri sendiri.

Selain itu, tujuan kampanye #SantapAman ini adalah untuk mensosialisasikan pentingnya mendapatkan vaksinasi untuk mencegah penyakit menular melalui makanan atau food borne disease terutama penyakit tifoid. Melalui vaksinasi, tubuh mendapatkan perlindungan ekstra dan kita bisa menyantap berbagai makanan dan minuman tanpa rasa khawatir.

 


Sebentar, bagaimana bakteri ini bisa mencemari makanan sih?

Hmm, ternyata salah satu penyebabnya adalah penanganan dan pengolahan bahan makanan yang kurang tepat. Menurut Chef Willgoz, seorang chef harus paham betul bagaimana cara perlakuan terhadap bahan makanan sampai cara memasaknya. Contoh gampangnya, penggunaan talenan. Ini harus dibedakan antara talenan untuk daging merah, daging putih, ikan, dan sayur/buah. Jangan sampai bakteri yang ada di dalam daging mentah, misalnya, mencemari sayuran yang akan kita olah. Maka itu, di pasaran dijual satu set talenan yang beraneka warna sesuai peruntukannya.

Ribet? Iya sih.. Tapi ini kan untuk kesehatan pencernaan kita juga. Untuk menghindari penyakit yang berasal dari makanan itu tadi.

 

Lha kalau kita jajan makanan dari luar, gimana?

Ya seperti yang tadi aku tuliskan di awal, karena ngga bisa kontrol mereka, jadi kitalah yang harus berupaya membentengi diri sendiri.


Seperti yang disampaikan oleh dr. Dhani Arifandi T., “Di kampanye #SantapAman, kami mengajak semua pihak agar senantiasa menjaga higienitas saat menyiapkan makanan, rutin mencuci tangan, dan selangkah lebih maju dengan memberikan perlindungan untuk diri serta keluarga dari risiko penularan penyakit melalui makanan dengan melakukan vaksinasi tifoid agar kita lebih tenang saat menyantap makanan favorit.”

 



Selanjutnya ditambahkan oleh dr. Suzy Maria, Sp.PD, K-AI., Food borne disease seperti demam tifoid dapat dicegah dengan cara menjaga sanitasi dan higienitas pribadi dan menghindari kontak dengan penderita. Mengingat Indonesia masih merupkan negara endemik tifoid, maka vaksinasi merupakan langkah optimal serta efektif untuk mencegah demam tifoid. Cara kerja vaksinasi untuk penyakit tifoid yaitu meningkatkan sistem imun tubuh untuk melawan infeksi bakteri Salmonella Typhi. Vaksinasi dapat dilakukan mulai usia dua tahun ke atas dan untuk mendapatkan perlindungan maksimal, seseorang direkomendasikan mendapat vaksinasi tifoid setiap tiga tahun sekali.”

 


Fyi, di Indonesia, demam tifoid termasuk penyakit endemik, sebab prevalensi demam tifoid yang cukup tinggi yaitu mencapai 500 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Berdasarkan studi yang dilakukan di daerah kumuh di Jakarta, diperkirakan insidensi demam tifoid adalah 148.7 per 100.000 penduduk per tahun pada rentang usia 2 – 4 tahun, 180.3 pada rentang usia 5–15 tahun dan 51.2 pada usia diatas 16 tahun.

 

Kenali gejalanya.


Salah satu jenis vaksin tifoid yang umum digunakan adalah vaksin tifoid injeksi Polisakarida Vi. Data setelah pemantauan selama 20 bulan menunjukkan vaksin tifoid jenis ini memberikan perlindungan terhadap penyakit tifoid sebesar 74%. Vaksin ini bisa diperoleh di Rumah Sakit atau Klinik Vaksin terdekat. Tetapi pastikan terlebih dahulu ketersediannya. Ngga repot kok, hanya satu dosis per tiga tahun, dan bisa diberikan  juga untuk balita di atas usia 2 tahun.


 

Lebih jauh menurut dr. Dhani Arifandi T., "Di Sanofi Pasteur, kami berkomitmen menjadi mitra kesehatan terpercaya yang menyediakan perlindungan kesehatan berkualitas melalui vaksin dan mengedukasi berbagai pihak mengenai pentingnya vaksinasi."


Jadi, tunggu apa lagi? Segera lakukan vaksin tifoid sebagai upaya perlindungan maksimal agar terhindar dari penyakit demam tifoid ini. Kalau mau tau lebih detil lagi, bisa follow akun @kenapaharusvaksin di Instagram. Lengkap! 





Oya, satu lagi tips jajan yang in syaa Allaah lebih aman: beli ke teman sendiri yang memang punya usaha kuliner! 

Selain kita bisa membantu memutar roda perekonomian kalangan terdekat, kalau teman sendiri ngga mungkin macem² deh.. Mereka pasti akan menjaga nama baik dan kepercayaan dengan teman sendiri kan? 


Jadi, tunggu apa lagi? Segera vaksin dan ayo jajan!