Selasa, 29 September 2015

5 Islands in 5 Weeks, Kulinari Indonesia

Sudah tau semua dong, Indonesia kita ini kaya ragam kulinernya. Sederhananya aja deh, yang namanya sambal ada berapa macam di Indonesia? Banyak. Dari yang sekedar cabai digaremin sampai sambal yang pakai bahan durian, lengkap! Tetapi ngga semua warga negara Indonesia kenal dengan apa itu yang namanya Sambal Roa, Sambal Tempoyak, Sambal Cibiuk, dan lain-lain. Itu baru sambal lho ya, belum jenis masakan lainnya.. 

Nah, supaya kuliner Indonesia dikenal lebih luas lagi, mumpung lagi perayaan 70 tahun Kemerdekaan Indonesia dan 53 tahun Hotel Indonesia, maka diadakanlah perhelatan kulinari Indonesia yang diberi judul 5 Islands in 5 Weeks di Signature's Restaurant Hotel Indonesia Kempinski. Aseli seru! Meskipun cuma kebagian hari terakhir, tapi sungguh ini ngga terlupakan. 


Nice ambience, friendly service and hospitality, good food, semua komplit jadi satu di sini. Ngga salah kalau resto ini dinobatkan jadi salah satu restoran terbaik di Indonesia. 

Entrance yang bernuansa Indonesia

Skylight yang berada tepat di tengah ruangan membuat suasana hangat

Interior nyaman yang bikin kita betah berlama-lama

Kehangatan khas Indonesia
Sengaja pilih minggu terakhir, karena aku merasa masakan Sulawesi & Maluku ini spesial. Menurutku ngga banyak restoran atau rumah makan yang menyajikan menu-menu unik dari wilayah tersebut. Kalau toh ada, menunya juga yang umum saja. Benar aja, banyak menu ajaib yang disajikan. Chef Petty Elliott, you did a great job! Thank you..! Sayang aku ngga berkesempatan bertemu beliau..

Penataan meja display, Indonesia banget kan?

Keunikan peralatan khas Indonesia

Sebagai menu pembuka, banyak sekali pilihannya. Tapi tetap harus konsisten dong, cicip dan pilih yang khas Sulawesi & Maluku saja ya.. :D

Landau Lauk Pare, adalah salad pare yang Segar dan crunchy. Ada aroma laut yang tipis seperti rasa ikan cakalang yang khas, menambah keunikan rasanya. Pahit sih, tapi seger.

Gohu Udang, nah, ini rujak pepaya a la Manado. Setauku biasanya disajikan polos saja, tetapi chef Petty menambahkan udang di dalamnya. Ringan dan segar.

Coto Makasar, biasanya sih ini untuk menu utama. Ehehehe.. Tetapi ngga ada salahnya kalau dijadikan appetizer. Menurutku, rasa Coto olahan Chef Petty ini enak sekali. Beda dengan yang pernah aku cicip. Light, tapi bumbu rempahnya aduhai menendang-nendang! Tekstur dagingnya pun lembut, tetapi ngga sampai overcooked. Aduuh.. Enak!

Air Goraka, minuman istimewa yang terbuat dari campuran gula merah, jahe, dan kacang kenari. Disajikan dingin, namun terasa hangat di tenggorokan.

Gohu Tuna Ikan, alias salad ikan tuna khas Maluku. Kelewat nyobain, jadi ngga bisa review. Tetapi dari penampakan sepertinya menu ini sangat menantang..


Next, makanan utama. Nasi dong ;)


Nasi yang disajikan adalah Savoury Rice alias Nasi Gurih. Beras yang dimasak dengan santan dan bumbu rempah pilihan yang menjadikan cita rasa nasi ini makin nikmat.

Pilihan lauknya sangat beragam. Nama-namanya juga terdengar ajaib di telinga. Supaya bisa nyicip semua, nasinya sedikit dong. Jadi bisa nambah. Eh..

Mie Goreng Sambal Roa. Enak. Banget. 
Prawn Tuturuga, biasanya pakai ayam atau daging, eh ini pakai udang. Makin istimewa lah. Spicy enough, ngga terlalu pekat juga bumbunya. Enak.
Tumis Bunga Paya yang ngga ada pahit-pahitnya. 
Semuanya terasa pas beradu dengan Nasi Gurih.

Lanjut pakai Nasi Kuning khas Manado dong. Teksturnya mirip-mirip Nasi Gurih, tetapi lebih terasa rempahnya akibat penambahan kunyit di dalamnya. Nasi Kuning khas Manado ini sejatinya dihidangkan dengan Abon Cakalang, keripik ubi, dan Sambal Roa. Tetapi, sengaja aku padankan lagi dengan menu lauk lainnya.
Sayur Poki-Poki Masak Santan, alias terong bumbu santan dengan tuna asap. Rasanya mirip-mirip dengan lodeh meskipun menurutku ngga segurih lodeh Jawa.
Daging Pantallo Pamarason, daging masak hitam. Mirip dengan Rawon ya, tetapi kuahnya lebih sedikit dan kental. 
Oya, Sambal Roa yang disajikan ini menurutku juga enak sekali. Rasa ikan Roa-nya juga nendang. 

Ngintip pilihan Pak Suami ah..
Selain Nasi Gurih dan Mie Goreng Sambal Roa, dia pilih Ikan Kakap Woku Belanga (yang ternyata ngga tercium amis sama sekali), Tumis Kacang Panjang, dan Gulai Telur.
Perfect.


Setelah puas menikmati aneka hidangan utama, lanjut ke dessert ya..


Klappertaart, pilihan nomer satu. Disajikan dalam gelas mungil, tapi jangan salah, rasanya tetap istimewa. Apalagi wangi kayu manis yang cukup kuat menambah cita rasanya makin istimewa.


Es Pallu Butung, segar dalam porsi imut. Ternyata enak juga rasa santan yang legit berpadu dengan saus strawberry yang asam-asam segar. 


Barongko, ah, ini juga asyik. Olahan pisang yang manis, gurih, dan lembut ini nikmat membelai lidah. 

Selain dessert khas Sulawesi & Maluku, ada juga hidangan penutup dari daerah Indonesia lainnya dan dari Mancanegara.


Salah satunya adalah Pine Nut Almond Cream yang aduhduh enak sekali. Teksturnya lembut, bercitarasa manis dan segar. 


Wah, puas rasanya siang ini explore aneka kuliner khas Sulawesi & Maluku. Meskipun ngga bisa semua dicicip, tetapi cukup banyak menambah pengetahuan kita tentang seberapa kayanya Indonesia ini. Sayang kalau disia-siakan..


Enjoy!


Signatures Restaurant
Hotel Indonesia Kempinski
Jl. MH Thamrin No. 1 Jakarta 10310
Telepon: (021)2358-3800
Jam Buka: 06.00 WIB - 23.00 WIB

Estimasi biaya: IDR 700,000 (2 pax)





Rabu, 23 September 2015

Pumpkin Pie - the Old-fashioned

Finally, this Old-fashioned Pumpkin Pie has been executed 😁
Punya kabocha dua gelundung dipiara sejak nyaris 2 bulan lalu akhirnya aku berdayakan. Sebenarnya sebelumnya udah aku bikin chiffon, tapi hasilnya masih belum pas, jadi tayangnya ntar aja kalau udah oke. 

Pilihan jatuh ke pumpkin pie. Nanya simbah, sepertinya resep Simply Recipes terlihat enak. Lalu pie crust, maunya yang eggless menyadur punya Eugenie Kitchen karena bahan pumpkin curd nya udah lumayan berkalori. Nggaya pake ngitung kalori segala.. Ehehehe..

Yukmari, langsung saja.



Bahan pie crust:
200 gr tepung terigu
110 gr mentega dingin
2 sdm gula pasir
2-4 sdm susu cair

Bahan pie curd:
1 cup purée labu kuning (aku dapat dari 1/3 kabocha kukus yang dihaluskan)
3/4 cup whipped cream
1/4 cup gula pasir
1 telur utuh
1 kuning telur
Sejumput kayu manis bubuk
Sejumput pala bubuk
Sejumput cengkeh bubuk



Cara membuat:
Siapkan 12 buah cetakan pie diameter 7 cm (ukuran A). Panaskan oven 170°C.
Campur semua bahan pie crust kecuali susu cair, masukkan food processor, aduk hingga berbulir, kemudian tambahkan air dan lanjutkan hingga membentuk gumpalan. Kemudian bagi menjadi 12 bagian, cetak di dalam cetakan pie. Sisihkan.
Campur jadi satu semua bahan pie curd, aduk hingga rata. Tuang adonan ke dalam pie crust, hingga penuh.



Panggang selama 15 menit, kemudian turunkan suhu oven hingga 130°C dan lanjutkan memanggang selama 30-40 menit.
Setelah matang, keluarkan dari dalam oven. Diamkan selama 10 menit, kemudian keluarkan dari dalam cetakan. Sajikan.


Enak, sodara-sodara.
Happy baking!